rumah sakit lorongPelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit-Rencana Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur untuk segera mengoperasikan rumah sakit yang baru dibangun terancam pupus. Rumah sakit yang berdiri di Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Kedung Kandang, dipastikan tidak bisa beroperasi awal 2015. Hingga kini, banyak kendala yang menghambat beroperasinya rumah sakit tersebut. Kendala utamanya tidak ada tenaga. Apalagi dengan adanya rencana moratorium calon pegawai negeri sipil (CPNS) oleh pemerintah pusat. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berencana menghentikan perekrutan CPNS selama lima tahun sejak tahun depan.

Jika rencana itu benar, gedung rumah sakit yang sudah jadi tersebut akan semakin mangkrak. Jika tidak digunakan, gedung itu bisa semakin rusak. Butuh revitalisasi kembali ketika gedung akan dioperasikan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Asih Tri Rachi Nuswantari menyatakan, dinkes tidak bisa berbuat banyak jika peranti rumah sakit belum ada. Sebab, dibutuhkan tenaga dokter umum, bidan, perawat, manajemen, hingga staf. ’’Kalau memang tidak ada tenaganya, mau dioperasikan bagaimana,’’ ungkapnya, Jumat (7/11).

Untuk mengoperasikan rumah sakit itu, dinkes membutuhkan 144 tenaga. Perinciannya, 67 tenaga di bidang farmasi dan sisanya staf serta manajemen. Menurut Asih, sejauh ini belum ada rekrutmen. Apalagi jatah CPNS untuk setiap daerah ditentukan pusat. Kota Malang belum diketahui akan mendapat jatah sesuai dengan permintaan untuk tahun depan.

’’Kalau memakai tenaga honorer kanjelas tidak boleh aturannya. Mau mengambil dari puskesmas juga tidak mungkin. Jadi, pemkot butuh tenaga yang betul baru,’’ jelas Asih.

Selain tenaga, alat kesehatan belum lengkap. Dinkes berkali-kali mengadakan lelang, namun masih gagal. Meski begitu, Asih enggan menyebut secara terperinci apa saja alat kesehatan yang gagal lelang. Jika sudah beroperasi, rumah sakit itu rencananya bisa menampung 50 pasien. Bisa untuk merawat pasien dengan diagnosis penyakit dalam, anastesi, anak, dan penyakit kulit.

Saat ini gedung dengan model tingkat empat lantai tersebut sudah sepenuhnya jadi. Namun, ruangannya masih kosong melompong. Fasilitas seperti tempat tidur, tabung oksigen, dan ambulans belum ada. Jika sudah jadi, rumah sakit itu akan diberi nama dr Soebagyo. Soebagyo merupakan mantan kepala dinas kesehatan pertama Kota Malang saat ada otonomi daerah. Rumah sakit tersebut merupakan yang pertama dimiliki pemkot.

Asih menambahkan, jika bisa beroperasi, warga Kota Malang diharapkan tidak perlu lagi antre lama di rumah sakit milik pemerintah lainnya. ’’Intinya, ingin warga Kota Malang bisa segera terlayani. Soalnya di rumah sakit lainnya ada yang sampai ditolak,’’ ungkapnya. (zuk/JPNN/c15/bh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *