Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit-Unit layanan kesehatan berupa rumah sakit bernama Rumah Sakit Insan Husada (RSID) didirikan oleh 20 dokter asal Garut yang tergabung dalam Koperasi Insan Husada. Rumah sakit yang sebagian fasilitasnya masih dalam tahap pembangunan tersebut terletak di jalan Suherman, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut.Dalam persemiannya yang berlangsung Senin, (9/9/2014), Direktur RSID, dr. Yati Maryati Santosa menuturkan, landasan pendirian RSIID berawal dari para dokter yang mengharapkan hadirnya rumah sakit represntatif Kabupaten Garut.Para dokter tersebut berembuk sejak 2011 lalu guna mematangkan gagasan dan mengumpulkan dana pembangunan yang pelaksanaan pembangunannya dimulai tahun lalu.
Tahapan pembangunan terbagi menjadi dua. Tahapan pertama berupa pendirian bangunan utama dan poliklinik sedangkan tahap kedua adalah pembangunan gedung rawat inap. Di bagian belakang kompleks rumah sakit.
“Kami menyiagakan 15 dokter yang terdiri dari dokter iumum dan spesialis untuk pelayanan rawat jalan dan poliklinik sebelum tahap kedua rampung. Sudah ada juga 10 tempat tidur untuk rawat inap kelas I dan VIP. Fasilitas IGD juga sudah beropersasi termasuk instalasi bedah, perinatologi, laboratorium, instalasi radio diagnostik, dan instalasi farmasi,” ujar Yati.
Dia menambahkan, setelah dua tahap pembangunan yang ditargetkan rampung pada 2015, RSID akan mempunyai 100 tempat tidur rawat inap yang terdiri atas kelas III, II, I, dan VIP.
Bangunan utama terdiri atas dua lantai sedangkan bangunan sekunder yang ada di bagian belakang terdiri atas 3 lantai. Berdiri di tengah area persawahan, rumah sakit yang berseberangan dengan kantor KPUD Garut itu juga melayani pasien BPJS.
“Kami adalah para dokter yang praktik di berbagai kecamatan mulai dari Pameungpeuk di sampai Limbangan. Selain 20 dokter, saat ini RSID mempekerjakan 65 karyawan termasuk perawat dan tenaga medis lainnya,” ucap Yati.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Bupati Garut, Rudy Gunawan menyatakan hadirnya RSID akan turut memberi sumbangan terhadap upaya peningkatan kualitas kesehatan warga Garut.
Menurut Rudy, saat ini di Garut hanya terdapat sekitar 900 tempat tidur. Angka itu masih kurang jika dibandingkan dengan populasi warga Garut sebanyak 2,6 juta jiwa. Jumlah tempat tidur ideal untuk jumlah penduduk tersebut adalah 2.600.
“Berdasarkan survei LSI, tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan kesehatan juga masih di bawah 40 persen. Fasilitas kesehatan terbesar yaitu RSUD dr. Slamet Garut juga kondisinya terbilang memprihatinkan,” ujar Rudy.
Dampak dari terbatasnya jumlah tempat tidur itu, banyak pasien rawat inap yang harus antre untuk mendapat perawatan. Bahkan menurut pantauannya, banyak pasien yang memilih menjalani perawatan di luar Garut.
Upaya revitalisasi unit layanan kesehatan pun dicanangkan dengan dana yang berasal dari pendapatan cukai rokok. Dalam setahun, pendapatan Garut dari cukai rokok mencapai 60 miliar. Setengahnya kan dialokasikan untuk perbaikan puskesmas. (Yusuf Wijanarko/A-89)***