Pelatihan rumah sakit – Matahari tepat di tengah ubun-ubun saat tim Natura Medika tiba di klinik Hortus Medicus di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Di bagian ruang tunggu tampak beberapa pasien tengah menunggu antrian untuk berobat. Menurut Kepala Klinik Hortus Medicus, dr Danang Ardiyanto, setiap hari rata-rata terdapat 150-200 pasien yang berobat ke klinik.Menurut dr Danang di klinik Hortus Medicus, prosedur pelayanan klinik sama dengan rumahsakit konvensional. Setelah mendaftar, pasien akan dipanggil untuk menjalani diagnosis dokter. “Untuk diagnosis seluruhnya dokter, bukan herbalis yang belajar mendiagnosis secara otodidak melalui literatur,” ujar dr Danang. Setelah mendiagnosis, para dokter lalu membuat resep obat. Uniknya, obat yang diberikan murni menggunakan herbal atau tanaman obat.
Dokter Danang menuturkan Klinik Hortus Medicus didirikan Kementerian Kesehatan sebagai sarana pengobatan tradisional percontohan. Selain untuk pengobatan, Kementerian Kesehatan menjadikan klinik itu sebagai tempat penelitian untuk menguji secara klinis ramuan-ramuan herbal yang selama ini baru teruji keampuhannya secara empiris. Sejak 2010 Kementerian Kesehatan melakukan eksplorasi tentang ramuan herbal yang digunakan 250 etnis di tanahair untuk mengobati berbagai penyakit. Aneka jenis ramuan dari setiap etnis itulah yang diberikan kepada pasien. Perkembangan pasien kemudian dipantau. Jika terbukti ampuh, berarti ramuan itu sah secara klinis menjadi jamu atau ramuan saintifik. “Saat ini baru ramuan untuk hipertensi dan asam urat yang telah teruji secara klinis sehingga dapat disebut sebagai ramuan saintifik,” kata dr Danang. Ramuan untuk hipertensi terdiri atas kombinasi daun kumis kucing, daun seledri, dan pegagan. Sementara ramuan asam urat terdiri atas kayu secang, daun kepel, dan daun tempuyung.***