Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit –
Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, Jawa Barat, mewaspadai korban susulan minuman keras oplosan menjelang momen pergantian tahun. Juru bicara RSUD Sumedang, Iman Budiman, mengatakan akhir tahun tergolong masa rawan untuk kasus miras. “Libur Natal dan menjelang tahun baru biasanya suka ada saja kejadian,” katanya kepada Tempo, Kamis, 11 Desember 2014.Karena itu, Iman meminta orang tua dan keluarga lebih ketat mengawasi anak-anaknya dari potensi terpapar miras oplosan. Dia mengatakan razia penjual minuman oplosan oleh polisi bukan jaminan tidak ada korban lagi. “Sebab, bisa saja dia minum di daerah lain, kejadiannya di sini,” ujarnya.
Dokter dan perawat di RSUD Sumedang, kata Iman, kini memiliki pengalaman setelah menangani 117 korban miras oplosan. Dia mengatakan para korban mengalami gejala yang sama, yakni pusing, penglihatan kabur, dan muntah-muntah.
Pada 1-8 Desember 2014, RSUD Sumedang menangani korban oplosan dari tujuh kecamatan, yaitu Pamulihan, Cimanggung, Tanjung Sari, Sumedang Utara, Paseh, dan Rancakalong. “Korban terbanyak di Sumedang Selatan,” ujar Iman.
Dari jumlah pasien tersebut, sepuluh orang di antaranya tewas. Iman mengatakan mereka overdosis alkohol. Rentang usia pasien minuman keras oplosan yang dirawat di RSUD Sumedang adalah dari 11 hingga 62 tahun. Efek minuman keras oplosan, kata Iman, terjadi dari 4 hingga 14 hari.