Diklat Rumah Sakit|Pelatihan Rumah Sakit- Pasien haemodialisa (cuci darah) di Rumah Sakit (RS) Martha Friska Multatuli Medan mengeluhkan layanan rumah sakit tersebut, khususnya kondisi ruangan tempat cuci darah yang terasa cukup panas. Akibatnya, para pasien yang menjalani cuci darah yang berlangsung sekitar lima jam tampak mandi keringat. “Saya sudah beberapa kali mengeluhkan dan menyampaikan keadaan ini kepada pihak rumah sakit. Namun belum ada perbaikan yang dilakukan, suasana ruangan di sini tetap terasa panas,” kata Ir Rizal Nisfan MT salah satu pasien yang sedang menjalani perawatan cuci darah kepada MedanBisnis Sabtu siang (24/5).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Sumatera Utara (DPW ALFI Sumut) itu mengaku sudah dua tahun rutin dua kali setiap minggu menjalani perawatan cuci darah di rumah sakit tersebut.
Ir Rizal Nisfan MT mengatakan, suhu udara yang terasa panas di ruangan perawatan haemodialisa tersebut sangat menyiksa bagi pasien. “Lihatlah adinda pakaian yang saya kenakan basah karena peluh akibat panasnya suhu udara di ruangan ini,” kata Rizal Nisfan yang diamini pasien lainnya yang berbaring berada di sebelah perawatan Rizal Nisfan.
Menurut Rizal, setiap kali cuci darah dia merogoh kocek sekitar Rp 800.000. “Jika dikalikan dua kali seminggu, lalu dikalikan sebulan, maka pihak rumah sakit tidak sepantasnya memperlakukan kami yang dirawat di ruangan ini kepanasan seperti ini,” kata Rizal Nisfan dengan nada suara tinggi.
Menurut pengamatan MedanBisnis, ruangan perawatan cuci darah tempat Rizal Nisfan dirawan bersama pasien lainnya berukuran cukup luas berkisar 5 kali 13 meter yang dipasang dua unit mesin air condition (AC). Pada ruangan tersebut ada sekitar 7 unit mesin cuci darah yang siang itu merawat sejumlah pasien.
Salah satu pimpinan RS Martha Friska dr Olivia yang ditemui MedanBisnis siang itu untuk menanyakan upaya yang dilakukan rumah sakit menyikapi keluhan pasien tidak berada di rumah sakit itu. Menurut para perawat yang ada di rumah sakit tersebut, dr Olivia tidak berada di tempat.
Sementara itu dr Olivia menjawab pertanyaan yang diajukan MedanBisnis melalui pesan singkat (SMS) pada Sabtu malam dan baru dijawab pada Minggu malam (25/5) mengaku saat ini tidak lagi menangani (membidangi) rawatan haemodialisa, melainkan sudah beralih ke bidang laboratorium. Namun dia mengatakan masalah ruangan perawatan haemodialisa yang panas sudah disampaikannya kepada pihak teknisi listrik di rumah sakit tersebut. ( sarsin siregar)