Pelatihan Rumah Sakit | Jadwal Pelatihan Rumah Sakit 2015

Rumah Sakit Tgk Abdullah Syafi’e, Berenuen, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie jorok. Sampah berserakan di RS itu sehingga menimbulkan bau tak sedap. PeralatanRS Beureunuen medis bekas pakai tak dimusnahkan. Sedangkan lorong menuju rawat inap belum ditimbun, sehingga waktu hujan air terkurung.Hal ini terpantau saat Tim Bappeda Pidie berkunjung ke RS tersebut dalam rangka survei awal pra-Musrenbang untuk pembangunan 2016 pada Senin (12/1). Karena itu, Ketua Tim Survei awal pra-Musrenbang dari Bappeda Pidie, Drs Ridwandi mengatakan kondisi tersebut harus dibenahi. “Suasana itu tidak nyaman, sehingga rumah sakit tersebut harus dibenahi,” kata Ridwandi kepada Serambi, Selasa (13/1).Ridwan mengatakan sisa alat medis bekas pakai dibiarkan begitu saja di belakang RS itu karena tak tersedia alat pemusnah/pembakar sehingga hal ini dikhawatirkan menimbulkan rawan penyakit. “Selain itu, juga berkemungkinan mengganggu lahan sawahan produktif di belakang rumah sakit,” kata Ridwandi.

Ridwandi mengatakan RS tersebut harus dibenahi, termasuk pekarangan taman sehingga taman yang hijau membuat RS itu lebih asri dan menyejukkan. “Sehingga pasien diharapkan bisa lebih cepat sembuh, jika lingkungan bersih,” ujarnya.

Ridwandi menambahkan RS Berenuen harus dapat lebih berkembang, sehingga rumah sakit Pemkab ini dapat menampung lonjakan pasien di RS Tgk Chik Ditiro Sigli. Apalagi letak RS Berenuen juga strategis untuk dijangkau warga, seperti warga dari Lamlo dan sekitarnya. Ridwandi yang juga Kabid Perencanaan Sosial dan Keagamaan Bappeda Pidie, berharap semua pihak mendukung upaya memaksimalkan pelayanan di RS tersebut.

Direktur RS Tgk Abdullah Syafi’e Berenuen, dr Firmansyah mengaku RS dipimpinnya masih jorok karena tak ada tong sampah, apalagi saat datang tim Bappeda tiga hari lalu itu, petugas kebersihan belum mengangkut sampah itu. Menurut Firmasnyah, tong sampah belum ada karena mereka kekurangan dana untuk pengadaan tong sampah di setiap depan ruangan rawat inap dan ruangan lainnya.

“Sedangkan untuk pengadaan alat pemusnah sisa peralatan medis sudah dialokasikan dalam anggaran tahun 2015,” kata Firmasnyah ketika dikonfirmasi Serambi, Selasa (13/1). Sedangkan dari segi pelayanan, dr Firmansyah juga mengakui RS tersebut masih kurang, dokter spesialis saja baru satu orang, yaitu dokter spesialis kandungan, yakni dr Fahmi Nasution SPOg dan dokter umum tujuh orang.

“Harusnya kita butuh minimal empat dokter spesialis, kami sudah diusulkan, tapi sampai sekarang belum ada yang mau ditempatkan di sini,” kata dr Firman. Sementara itu, untuk kapasitas pasien rawat inap tersedia 99 tempat tidur. Tapi jumlah pasien dirawat sekarang cuma 60 persen, sedangkan kunjungan pasien rawat jalan berkisar 10-20 orang per hari.

“Kami imbau masyarakat sama-sama menjaga kebersihan di rumah sakit ini. Dengan begitu suasana di sini akan lebih nyaman dan pasien juga bisa cepat sembuh,” harap dr Firmansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *